SANDAL JEPIT BARU




Inah setiap hari menjajakan gorengannya ke sudut-sudut kampung maupun di gang-gang. Ia merasa ceria walau sebenarnya ada yang mengganjal hatinya. Sendal jepit Inah sudah tipis, bagian untuk menopang tumitnya hampir bolong. Tapi Inah tak lantas berputus asa, walaupun tabungannya belum cukup untuk membeli sepasang sandal. Ia terus bersemangat menjajakan gorengannya. “gorengan...gorengan...” teriaknya. Sebenarnya ada yang lebih penting dari sepasang sandal, yaitu ia ingin sekali mengobatkan adiknya yang sakit. Tapi Inah juga butuh sandal itu. Setiap hari kakinya lecet karena sandalnya . Tapi adiknya lebih sakit lagi. Tanpa pikir panjang Inah terus menjajakan gorengannya. “gorengan...gorengan... mari di beli. Masih anget...!!” teriaknya lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Sastra (Perbandingan Novel Ronggeng Dukuh Paruk dan Tarian Bumi)

ANALISIS FILM “TANAH SURGA KATANYA”

CURHAT 2021